Tekun dan Kreatif
Kamis, 07 Februari 2013
0
komentar
Susi Susanti juara All England empat kali, peraih emas pertama Indonesia di Olimpiade. Ia berlatih bulu tangkis 6 hari per minggu, dari jam tujuh pagi sampai jam sebelas siang, disambung lagi jam tiga sore sampai jam tujuh malam. Rutinitas ini dia lakukan bertahun-tahun!
Curtis Strange, juara golf, melatih diri dengan memukul 2.000 bola golf setiap hari sebagai persiapan tour.
Sidney Sheldon, seorang novelis besar, melatih diri dengan menulis 50 halaman setiap hari. Bintang basket, Michael Jordan, melakukan bidikan sambil melompat ratusan kali setiap harinya, tanpa kecuali.
Jim Carrey, bintang film yang meminta bayaran 20 juta dolar untuk setiap peran yang dia mainkan di film, ketika masih remaja, ia habiskan waktu berjam-jam setiap harinya berlatih di depan cermin. Orang-orang besar itu adalah orang-orang tekun. Tekun berarti melakukan aktivitas tertentu dalam jangka waktu yang lama.
Anthony Robbins mengatakan, “Repetition is the mother of skills.”
Persoalannya: mengapa orang bisa tekun? Mari disimak sejarah amat singkat Thomas Alva Edison. Ia memiliki 1.093 hak paten dan pendiri General Electric.
Suatu saat ia mengatakan, ”Genius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat.” Untuk menemukan lampu pijar, ia telah gagal 10.000 kali. Kita mungkin berkomentar,”Sungguh ia pekerja keras.” Tapi apa kata Edison? Ia mengatakan, ”Saya tidak pernah bekerja sehari pun dalam hidup saya, semua adalah keasyikan.” Jadi ia bisa tekun karena ia asyik, fun, enjoy dengan semua aktivitas yang dia.
Untuk menyusun buku laris The Millioner Next Door dan Millioner Mind, Stanley membutukan waktu 20 tahun, dari tahun 1980 sampai tahun 2000. Bertahun-tahun ia mengumpulkan data, wawancara, laporan riset, dan survei. Ia mengatakan, “Tampaknya seperti banyak pekerjaan untuk waktu yang lama, tetapi saya menyukai pekerjaan saya, dan saya tidak pernah merasa bosan.”
Kreatif
Maaf, banyak supir becak, bertahun-tahun tetap menjadi supir becak. Tetapi ada seorang supir becak di daerah Cirebon yang kemudian menjadi produsen becak mini. Mengapa yang satu jadi pengusaha becak, yang lain tetap menjadi supir becak?
Tekun tanpa kreativitas tidak akan menelorkan ide-ide baru. Tanpa ide-ide baru mustahil menghasilkan metode, produk, atau jasa inovatif. Tanpa metode, produk, atau jasa inovatif orang sulit maju.
Schwart mengatakan, “Banyak orang yang ambisius melaksanakan hidupnya dengan tekun, namun mereka pada akhirnya kekalahan yang mereka dapatkan, karena mereka tidak mengadakan eksperimen dengan cara-cara atau pendekatan-pendekatan yang baru.”
Mengapa orang yang satu tekun bisa kreatif sedangkan yang lainnya yang juga tekun tidak mampu mengembangkan kreativitasnya?
Tentu ada banyak alternatif jawaban atas pertanyaan ini. Orang yang tekun tetapi tidak mampu mengembangkan kreativitasnya kemungkinkan besar karena ketekunannya tersebut karena faktor keterpaksaan, dan tidak bisa mengubah keterpaksanaan tersebut menjadi suatu bentuk cinta. Sedangkan yang lain bisa tekun dan kreatif, karena ketekunannya tersebut dilandasi rasa cintanya terhadap aktivitasnya.
Stanley mengatakan,”Ingat, bila Anda menyukai apa yang Anda lakukan, produktivitas Anda akan tinggi dan bentuk jenius kreatif spesifik akan muncul. Orang kreatif cenderung mencintai usaha atau pekerjaan mereka, dan hal ini adalah salah satu alasan utama mereka sukses dalam hidup. Kecerdasan kreatif adalah komponen utama mengenai kecerdasan sukses.”
Mengenai kaitan mencintai aktivitas usaha dengan kreativitas juga dikemukakan oleh Peter Milwood. Dia mengatakan,”Orang-orang Inggeris mempunyai semangat amatir, yakni mencintai apa yang dikerjakan. Semangat ini memungkinkan timbulnya konsep yang sama sekali baru (kreatif).
Tatkala melihat ketel teh yang melambung-lambung, James Watt menemukan gagasan menggunakan uap sebagai tenaga penggerak.
Alexander Fleming setelah melihat kekuatan anti-bakteri dari jamur, memikirkan kemungkinannya untuk menggunakannya sebagai obat. Ini adalah contoh hasil semangat amatir.”
Toshio Ikeda, bapak Komputer di Fujitsu, mengatakan, “Kembali pada waktu itu, tak seorang pun diantara kami yang berpikir kemungkinan komputer diubah menjadi bisnis atau tentang peran komputer dalam industri. Pada waktu itu, dari waktu ke waktu, kami hanya menikmati kesenangan semata-mata dan bersifat kekanak-kanakan dalam mencari gagasan terbaik dan entah bagaimana membuat mesin terbaik sedapat mungkin.”
Kesimpulan :
Agar kita bisa tekun dan kreatif, kita sebaiknya mencintai aktivitas yang kita lakukan.
Selamat membuktikan!
Sumber : Facebook
Baca Selengkapnya ....